Minggu, 26 Juni 2011

GAIRAH + VISI + AKSI = SUKSES

* Jika Anda punya GAIRAH dan VISI tetapi tanpa AKSI,.....ANDA MELAMUN
* Jika Anda punya VISI tetapi tanpa GAIRAH.... ANDA AKAN SERBA TANGGUNG
* Jika Anda punya GAIRAH dan AKSI, tetapi tanpa VISI.... ANDA AKAN SAMPAI DITEMPAT YANG KELIRU

Selasa, 21 Juni 2011

PENCEMARAN TANAH

Pencemaran tanah dapat terjadi karena bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Apabila zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
1. Dampak Pada kesehatan
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur pemajanan masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena.Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi.
Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat menyebabkan gangguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan Kematian.
2. Dampak Pada Ekosistem
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
Alternatif Pemecahan Masalah.
Untuk mengatasi masalah Ada beberapa cara untuk mengurangi dampak dari pencemaran tanah, diantaranya dengan remediasi dan bioremidiasi. Remediasi yaitu dengan cara membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Sedangkan Bioremediasi dengan cara proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri).
Dikutip dari berbagai sumber

Rabu, 15 Juni 2011

Mencegah Resiko Bencana Ekologis

Bencana (disaster) merupakan fenomena yang terjadi akibat kolektifitas atas komponen ancaman (hazard) yaitu berbagai isu-isu pemanasan global yang mempengaruhi kondisi alam dan lingkungan, serta bagaimana tingkat kerentanan (vulnerability) suatu komunitas memiliki nilai yang sangat tinggi sehingga ada hubungan antara tiga faktor diatas untuk menjadi suatu bencana (Paripurno, 2000). Dalam konfrensi dunia tentang pengurangan risiko bencana di jepang (World Confrence on Disaster Reduction, Kobe, Japan 2005), dengan mengacu pada United Framework Convention on Climate Changes (UNFCCC) bencana dan perubahan iklim menjadi isu utama karena memliki hubungan atas terjadinya berbagai bencana di dunia dan menghasilkan rencana aksi Hyogo (Hyogo Framework for Action 2005 - 20015), dari hasil konfrensi ini, pengurangan resiko bencana diimplementasikan sampai ke tingkat komunitas dimana setiap negara didorong untuk memiliki rencana aksi sebagai upaya peredaman risiko bencana. Selain itu upaya-upaya pencegahan resiko bencana telah dilakukan dengan adanya Kyoto Protokol tahun 2005, sebagai kerangka kerja untuk setiap Negara-negara di dunian melakukan rencana aksi pengurangan perubahan iklim dan pengelolaan lingkungan untuk mengurangi dunia dari pemanasan global yang dapat mengakibatkan bencana ekologis.

Bencana ekologis menjadi ancaman bagi setiap negara sehingga perlu adanya tindakan preventif dalam mereduksi risiko bencana yang akan ditimbulkan, perubahan iklim dalam waktu yang sangat lama tidak terbatas pada aspek-aspek iklim dan lingkungan, pengurangan emisi gas CO2 di udara menjadi sesuatu yang penting untuk dilakukan pengurangan dampak pemanasan global di dunia. Pencegahan dan pengelolaan lingkungan harus dimulai secara dini untuk menilai resiko dan kondisi alam yang tidak stabil terhadap ancaman bencana ekologis.

Pencegahan untuk mengurangi resiko bencana meliputi tahapan sebelum bencana, saat bencana dan setelah bencana, pada tahapan sebelum bencana manajemen resiko dapat dilakukan dengan melakukan upaya-upaya pencegahan atau mitigasi, merupakan upaya terpadu yang dilakukan untuk meminimalkan risiko bencana, mitigasi dapat dilakukan denganpenilaian risiko bencana berdasarkan atas analisa ancaman (hazard) yang diakibatkan perubahan iklim global, mengenal ancaman untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi terjadinya bencana, khususnya bencana ekologis, dari faktor-faktor di atas kemudian dilakukan penilaian terhadap kerentanan (vulnerability) dalam suatu komunitas untuk menerima dampak ancaman sehingga dapat mengetahui tingkat resiko bencana. Mitigasi dapat dilakukan dengan melakukan du pendekatan antara lain pendekatan structural yang mengacu pada infrastruktur yang mendukung pengurangan pengaruh pemanasan global dan risiko bencana, serta pendekatan non structural dengan pendekatan masyarakat sebagai perancang dan perencana suatu tindakan mitigasi bencana. Ancaman adalah sesuatu yang dapat mengkibatkan terjadinya bencana baik secara alamiah (natural disaster) maupun akibat ulah manusia itu sendiri (man-made disaster). Atas penilaian risiko bencana dapat dijadikan tolak ukur suatu rencana strategis dalam membangun suatu kesiapsiagaan dalam satu komunitas untuk menghadapi resiko bencana, sistem peringatan dini harus dimiliki sebagai tanda yang dapat memberikan informasi adanya ancaman resiko bencana. Resiko bencana merupakan hubungan antara komponen-komponen ancaman (hazard), kerentanan (vulnerability) dan kemampuan (capacity) dalam mengelola ancaman. Jika dilihat hubungannya resiko bencana dapat dirumuskan
RI = Hazard x Vulnerability/Capacity
Dimana : RI = Resiko Bencana
H = Hazard
V = Vulnerability
C = Capacity
Semakin tinggi nilai ancaman dan nilai kerentanan maka resiko bencana semakin tinggi, untuk mengurangi resiko bencana perlu melakukan peningkatan nilai kerentanan (vulnerability) menjadi kapasitas (capacity) dengan melakukan penguatan kapasitas di dalam masyarakat dalam mengelola lingkungan, mengenal ancaman, mengetahui dampak yang dapat ditimbulkan oleh faktor-faktor yang mengakibatkan terjadinya bencana dalam lingkungan (disaster ecology).
Upaya kesiapsiagaan dapat dilakukan dengan melakukan suatu rencana aksi yang diimplementasikan dalam suatu kegiatan yang bertujuan untuk pengurangan resiko bencana. Rencana aksi harus meliputi upaya-upaya yang dilakukan untuk pengurangan laju perubahan iklim di setiap negara, meliputi 3 isu yang harus di perhatikan : (1) pengurangan resiko bencana; (2) perubahan iklim global dan (3) pembangunan berkelanjutan, yang menjadi satu kesatuan yang saling berhubungan dalam mengelola ancaman bencana alam (natural disaster). Saat terjadinya bencana di suatu wilayah perlu dilakukan penanganan cepat (emergency response) untuk memberi jaminan keselamatan, kesehatan dan hak-hak dasar kepada seluruh komponen yang terlanda tanpa terkecuali, dalam masa krisis pemulihan cepat terhadap kehidupan dan penghidupan masyarakat harus dilakukan secara terencana dan terpadu sehingga dapat ditangani dengan cepat. Proses pemulihan (recovery) menjadi bagian dari upaya peredaman resiko bencana dimana dalam perencanaan suatu program pemulihan harus memiliki unsur-unsur terhadap pengurangan risiko bencana, berguna bagi keberlanjutan dan pembangunan berkelanjutan aman dari resiko bencana.
---Dari berbagai sumber.

Selasa, 07 Juni 2011

DAMPAK NEGATIF PERUBAHAN IKLIM GLOBAL SKALA REGIONAL

Tahukah Sobat ? Perubahan iklim global yang berawal dari perilaku manusia yang salah dalam mengeksplorasi SDA telah terjadi saat ini. Dampaknya telah meluas ke seluruh dunia. Perubahan iklim global telah banyak menyita perhatian dunia. Berbagai langkah antisipatif dan upaya telah dilakukan guna pencegahan kearah yang lebih mengkuatirkan lagi, namun demikian apa yang dilakukan tidaklah mudah mencapai keberhasilan yang diharapkan. Dari hari kehari dampak negatif akibat perubahan iklim global semakin meluas. Persoalan perubahan iklim harus diatasi secara bersama oleh semua ummat dunia, oleh karena itu dibutuhkan adanya jalinan kerja sama antar negara di dunia ( Global Net Working for Stop Climate Change Impact? HAKLI bisa mempelopori ini ?!).
Dari beberapa sumber berita ternyata akan sangat sulit untuk mengantisipasi perubahan iklim pada skala regional daripada skala global. Namun, telah dilakukan langkah-langkah terkait issu Climate Change (CC) tsb. Dari beberapa upaya terhadap CC tsb para ahli telah menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut.
• Afrika - Sangat rentan terhadap perubahan iklim dan variabilitas iklim karena banyaknya kelaparan, kelembagaan yang lemah, bencana dan konflik. Kekeringan telah menyebar dan semakin intensif terjadi sejak tahun 1970, dan daerah Sahel serta Afrika Selatan menjadi lebih kering selama abad ke-20. Ketersediaan air dan produksi agrikultur sangat terancam oleh keadaan ini. Hasil panen di beberapa negara Afrika dapat turun hingga 50% pada 2020, dan beberapa daerah pertanian besar akan terpaksa berhenti berproduksi. Hutan, padang rumput dan ekosistem alami lainnya telah berubah, terutama di bagian Selatan Afrika. Kemudian pada tahun 2080, jumlah daratan arid dan semi-arid akan meluas sebesar 5-8%.
• Antartika – Benua ini merupakan daerah yang sulit untuk dianalisa dan diprediksi. Kecuali pemanasan di Antartika Peninsula, temperatur dan salju yang turun di benua ini terhitung relatif konstan pada 50 tahun terakhir. Benua Antartika memiliki hampir 90% dari air bersih di bumi, sehingga para peneliti mengawasi dengan cermat jika ada tanda-tanda pencairan gletser maupun lapisan es pada benua ini.
• Arktik – Temperatur rata-rata di Arktik telah mengalami peningkatan dua kali lebih cepat dari rata-rata global dalam 100 tahun terakhir. Luasan rata-rata laut es di Arktik telah berkurang sebanyak 2.7% per dekade dan banyak daerah di lautan Arktik yang kehilangan "es sepanjang tahun"nya pada akhir abad ke-21 jika emisi yang dikeluarkan oleh manusia mencapai prediksi maksimum saat ini. Arktik juga sangat penting sebab perubahan di daerah ini akan memberikan implikasi skala global. Sebagai contoh, ketika es dan salju mencair, albedo (reflektifitas) bumi akan menurun, sehingga memerangkap panas yang seharusnya dipantulkan dan memanaskan permukaan bumi lebih besar dari kondisi normal.
• Asia – Lebih dari satu milyar orang dapat terpengaruh oleh adanya kekurangan persediaan air, terutama di lembah sungai-sungai besar pada 2050. Pencairan gletser di Himalaya, yang diprediksi akan meningkatkan kejadian banjir dan longsor, akan mempengaruhi sumber daya air pada dua hingga tiga dekade kedepan. Daerah pantai, terutama daerah mega-delta regions yang padat penduduk, akan beresiko terkena banjir akibat kenaikan muka laut, dan juga dari luapan sungai.
• Australia dan New Zealand – Meningkatnya tekanan dalam ketersediaan air dan pertanian, ekosistem alami yang berubah, tutupan salju musiman yang semakin berkurang dan berkurangnya gletser. Selama beberapa dekade terakhir telah terjadi lebih banyak gelombang panas (heat waves), sedikit hujan es dan lebih banyak hujan di bagian barat laut Australia dan barat daya New Zealand; sedikit hujan di bagian selatan dan timur Australia serta timur laut New Zealand; dan peningkatan intensitas kekeringan Australia. Iklim pada abad 21 akan lebih panas dengan frekuensi dan intensitas gelombang panas, kebakaran, banjir, tanah longsor, kekeringan dan storm surge yang lebih besar.
• Eropa – Gletser dan es abadi mulai mencair, musim tanam menjadi semakin panjang dan cuaca ekstrim – seperti gelombang panas besar tahun 2003 – lebih sering terjadi. Para peneliti mengatakan bahwa bagian Utara Eropa akan mengalami musim dingin yang lebih hangat, presipitasi yang lebih besar, meluasnya hutan dan produktivitas pertanian yang lebih besar. Sedangkan bagian Selatan Eropa (di dekat Mediteranian) akan mengalami musim panas yang lebih panas, pengurangan presipitasi, lebih banyak kekeringan, pengurangan luas hutan dan penurunan produktivitas pertanian. Eropa banyak terdiri dari daerah dataran rendah dekat pantai yang sangat rentan terhadap naiknya muka laut, dan banyak tumbuhan, reptil, amfibi serta spesies lainnya akan terancam punah pada akhir abad ini.
• Amerika Latin – Hutan tropis di bagian timur Amazon dan bagian selatan serta Meksiko tengah diprediksi akan berubah menjadi savana. Sebagian daerah bagian timur laut Brazil serta sebagian besar Meksiko tengah dan utara akan menjadi lebih kering (arid) disebabkan oleh kombinasi antara perubahan iklim dan manajemen lahan oleh manusia. Pada 2050, 50% dari lahan pertanian diperkirakan akan perlahan berubah menjadi gurun dan mengalami salinitasi.
• Amerika Utara – Perubahan iklim akan mempengaruhi sumber daya air, sedangkan saat ini sumber daya air telah terdesak oleh kebutuhan penggunaan air dari pertanian, industri dan kota-kota. Kenaikan temperatur akan lebih lanjut mengurangi jumlah salju di pegunungan dan meningkatkan evaporasi, sehingga mengubah ketersediaan air musiman. Penurunan muka air di danau-danau serta sungai-sungai besar akan mempengaruhi kualitas air, navigasi, rekreasi dan kapasitas pembangkit listrik tenaga air. Kebakaran hutan dan menjangkitnya serangga akan terus berkembang dengan memanasnya bumi dan tanah yang kering. Selama abad ke-21, kecenderungan bagi spesies-spesies untuk berpindah ke utara dan ke ketinggian akan menyusun ulang ekosistem Amerika Utara.
• Negara-Negara di Pulau Kecil – Sangat rentan terhadap perubahan iklim, luasnya yang terbatas mengakibatkan mudah terjadi bencana alam, terutama berkaitan dengan naiknya muka laut dan ancaman terhadap ketersediaan air bersih.

Setelah menyimak "secuil info" beberapa kondisi diatas, Ayo pencinta Dunia Kesehatan Lingkungan!, kita galang persatuan untuk "ACTION for STOP CLIMATE CHANGE IMPACT".

Resep WHO : A to Z Untuk Mengurangi Dampak Negatif Perubahan Iklim

WHO memberikan arahan mengenai hal-hal yang dapat dilakukan oleh semua orang dalam membantu mengurangi dampak negatif perubahan iklim dari A sampai Z.
Let’s do it !
A ct now !
Bertindaklah dari sekarang.
B uy energy efficient appliances
Belilah perlengkapan rumah tangga yang pemakaian energinya efisien. Lakukan pilihan berdasarkan informasi yang tersedia. Jika Anda membeli mesin cuci, lemari es, alat pencuci piring atau oven, belilah model yang paling efisien konsumsi energinya, yang tentunya juga sesuai dengan kemampuan Anda.
C alculate your personal carbon footprint and cut your greenhouse gas emissions
Hitung jejak karbon pribadi Anda dan kurangi emisi gas rumah kaca akibat aktivitas Anda sehari-hari.
D ebate, discuss, and distribute leaflets, brochures and posters on climate change and environmental health issues
Lakukan debat, diskusi dan penyebaran lembar informasi, brosur dan poster tentang perubahan iklim dan isu kesehatan lingkungan.
E njoy the sun!
Nikmatilah matahari. Pasanglah panel surya di atas atap rumah Anda. Mari jadikan rumah dan kantor Anda menjadi stasiun energi bersih.
F ridge
Lemari es : Jangan biarkan lemari es terbuka lebih lama dari yang diperlukan. Biarkan makanan menjadi dingin benar sebelum dimasukkan ke dalam lemari es atau freezer.
G o green!
Terapkan falsafah hijau. Apabila akan membeli sebuah mobil, belilah yang konsumsi bahan bakarnya efisien dan ramah lingkungan. Ini akan menghemat uang Anda dan membantu lingkungan.
H alf your emissions
Kurangi emisi Anda hingga separuh dengan cara menaikkan suhu AC sebanyak 5 derajat Celcius.
I nvolve your family, friends, children and neighbours
Libatkan keluarga, teman, anak-anak, dan tetangga Anda.
J oin an environmental group
Bergabunglah dengan suatu kelompok lingkungan. Cari tahu aksi apa saja yang dilakukan oleh kelompok lingkungan sekitar Anda atau bentuklah kelompok baru.
L amps
Lampu : Ganti bola lampu yang sering Anda gunakan dengan bola lampu neon hemat energi. Walaupun harganya lebih mahal dari lampu biasa tetapi apada akhirnya Anda berhemat karena menggunakan seperempat dari listrik yang digunakan oleh lampu biasa.
M inimaize the use of toxic chemicals
Kurangi penggunaan bahan kimia beracun. Gunakan cat, pembersih atau pengusir hama yang tidak beracun, dapat dihancurkan (biodegradable) dan berbasis air atau tanaman.
N etwork
Jalin jejaring dengan lembaga khusus, organisasi nirlaba dan libatkan pula masyarakat.
O ff!
Matikan. Putus aliran listrik, video, stereo dan komputer saat tidak digunakan dan jangan membiarkannya dalam kondisi stand by. 10-60% energi listrik masih terkonsumsi oleh peralatan listrik yang dimatikan dalam kondisi stand by.
P lant trees
Tanam pohon. Perorangan, kelompok, masyarakat, perusahaan bisnis dan industri, organisasi masyarakat dan pemerintah dihimbau untuk menuliskan ikrar penanaman pohon dengan target untuk dapat menanam satu milyar pohon di seluruh dunia.
Q uit plastic bags
Berhenti menggunakan kantong plastik. Bawalah kantong/tas Anda sendiri bila berbelanja.
R ecycle, repair and reuse materials
Daur ulang, perbaiki dan pakai ulang bahan.
S ave paper
Hemat kertas. Cetak bolak balik dokumen Anda. Baca/cek dokumen pada layar sebelum dicetak.
T ravel smart, Reduce air travel
Bepergianlah dengan bijak. Kurangi perjalanan udara. Bepergian dengan pesawat udara berkontribusi secara signifikan pada emisi karbon dioksida yang berpengaruh pada perubahan iklim.
U se less energy, and conserve more of it
Gunakan lebih sedikit energi dan berhematlah lebih banyak. Jangan menghamburkan air. Tutup keran apabila menggosok gigi atau menyabuni pakaian, badan atau piring.
V alue waste
Hargai sampai. Jangan buang sampah rumah tangga sembarangan dan terapkan manajemen sampah yang benar.
W rite letters about the health impact of climate change to local mass media
Tulislah surat tentang dampak perubahan iklim kepada media massa lokal
X -press your concern on environmental health issues and solutions and stay informed
Ekspresikan perhatian Anda terhadap isu kesehatan lingkungan dan solusinya serta tetaplah mengakses informasi yang berkaitan.
Y our president, prime minister, parliamentarian or local leader needs to know about the impacts of climate change on health
Presiden, perdana menteri, parlemen, dan pemimpin lokal Anda perlu tahu tentang dampak perubahan lingkungan pada kesehatan.
Z oom in reducing emissions. It is the best way forward
Pengurangan emisi merupakan langkah terdepan. Himbau pemerintah untuk dapat memberikan potongan pajak jika kita menggunakan panel surya atau tenaga angin di rumah kita.***

Senin, 06 Juni 2011

PP HAKLI PERIODE 2011-2014

Suatu momentum penting dan bersejarah pada tanggal 12 April 2011, bertempat di Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Ciloto, telah berlangsung Sidang Istimewa Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) dalam rangka memilih Pengurus Pusat (PP) HAKLI yang baru. Untuk pertama kalinya dalam sejarah HAKLI sejak terbentuk tgl 12 April 1980, dilaksanakan Sidang Istimewa (SI) atas kesepakatan Pengurus Daerah HAKLI Propinsi se Indonesia yang sesuai dengan AD/ART HAKLI apabila PP HAKLI dianggap tidak bisa melaksanakan MUNAS tepat pada waktunya. Keinginan peserta SI adalah keinginan yang luhur semata-mata untuk "membangunkan" HAKLI yang tidur panjang sejak MUNAS tahun 2005 di Surabaya. Dalam SI, terdapat beberapa nama yang dicalonkan jadi Ketum, namun yang bersedia untuk dipilih oleh formatur yaitu DR Hadi Siswanto MPH (Ketum 2005-2009) dan DR, Wisnu Hidayat,MKes. Akhirnya yang terpilih adalah Sdr DR.Wisnu Hidayat,M.Kes ( saat ini ybs menjabat Kepala BPPK Ciloto). Selamat kepada HAKLI,mari para sejawat praktisi/pegiat/pencinta Dunia Kesehatan Lingkungsn kita beri dukungan dan berkontribusi untuk kejayaan HAKLI melalui Website resminya : http://www.web-hakli.com
Regards